Dokter Hendra MKes, SpAnd
Kejantanan seorang pria kerap dikaitkan dengan aspek seksualitas, termasuk kualitas sperma. Mampu tahan lama saat melakukan hubungan seks dengan pasangannya atau encer/tidaknya sperma seorang pria biasanya menjadi dasar untuk menentukan kejantanan seorang pria. Pandangan yang keliru terhadap permasalahan tersebut perlu mendapatkan penjelasan dari aspek medis. Tulisan ini akan membahas mengenai sperma encer yang kerap menjadi pertanyaan kaum Adam dalam kehidupan seksualitasnya.
Apabila seorang pria terangsang secara seksual, biasanya terlebih dahulu akan dikeluarkan cairan berwarna bening pada lubang muara penis. Cairan ini tidak berbau dan kerap kali dianggap sebagai cairan sperma atau cairan mani. Berbeda halnya dengan cairan sperma yang disemprotkan keluar secara ritmik (karena kontraksi otot-otot dasar panggul) pada saat seorang pria mengalami orgasme. Cairan sperma berwarna keputihan dan berbau khas.
Cairan sperma yang dipancarkan pertama pada saat ejakulasi berasal dari kelenjar kelamin (kelenjar Cowper) dan prostat, yang tidak mengandung spermatozoa (sel sperma). Pancaran berikutnya merupakan komponen cairan yang mengandung banyak spermatozoa, dan selanjutnya diikuti fraksi terakhir berupa cairan kental dan kadang kala mengandung gumpalan berbentuk seperti jelli. Secara umum, rata-rata volume cairan sperma yang dipancarkan pada satu kali ejakulasi (ejakulasi terakhir tiga hari sebelumnya) 2,75 – 3,4 mililiter. Setelah diejakulasikan dalam vagina, hanya 1% yang akan menuju rahim, sisanya akan dikeluarkan kembali dari vagina.
Banyak-sedikitnya volume cairan yang sperma yang dipancarkan saat ejakulasi dipengaruhi faktor frekuensi ejakulasi. Makin sering ejakulasi yang dilakukan, makin berkurang volume cairan sperma yang dpancarkan. Sebagai contoh, pasangan yang melakukan hubungan seks lebih dari satu kali dalam sehari, tentu saja volume cairan sperma yang dikeluarkan akan makin berkurang. Volume cairan sperma akan meningkat apabila periode abstinensia (periode tanpa ejakulasi) makin lama. Namun dari penelitian, setelah hari keempat, tidak terjadi lagi penambahan volume cairan sperma. Banyaknya volume cairan sperma tidak secara langsung menentukan tingkat kesuburan seorang pria.
Bagaimana mengetahui kualitas sperma?
Kualitas sperma dapat diketahui dengan pemeriksaan analisis sperma. Seorang pria terlebih dahulu “puasa” tidak mengeluarkan sperma sedikitnya 3-5 hari. Cairan sperma dikeluarkan dengan cara masturbasi (tidak dengan hubungan seks atau oral seks) tanpa cairan pelicin apapun. Selanjutnya cairan sperma ditampung dalam gelas kaca dan kurang dari satu jam harus sudah diterima di laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.
Komponen kualitas sperma terdiri atas konsentrasi (jumlah spermatozoa per mililiter), kemampuan gerak spermatozoa, dan morfologi (bentuk spermatozoa normal). Menurut kriteria WHO, sperma dikatakan normal apabila volumenya lebih dari 2 mililiter, dengan jumlah spermatozoa (konsentrasi) lebih dari dua puluh juta per milliliter, lebih dari 25% spermatozoa bergerak aktif lurus, dan lebih dari 30% mempunyai bentuk yang normal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya kualitas sperma
Spermatozoa diproduksi dalam kedua buah testis (buah zakar) secara terus menerus selama usia pria, dipengaruhi oleh hormone FSH (follicle stimulating hormone) dan testosteron. Merokok, minum minuman berakohol, dan penggunaan beberapa narkoba dapat mempengaruhi turunnya kualitas spermatozoa. Pemakaian celana dalam yang terlalu ketat, celana dobel maupun celana yang terlalu ketat dan tebal dapat menurunkan pula kualitas sperma.
Penyakit gondongan (mumps), yaitu infeksi kelenjar liur pipi yang ditandai dengan bengkaknya pipi bagian bawah yang terjadi pada usia pra pubertas, apabila disertai dengan komplikasi radang testis berupa pembengkakan pada salah satu atau kedua testis dapat menyebabkan kerusakan jaringan testis. Apabila kondisi ini terjadi, tidak jarang konsentrasi sperma menjadi sangat minim, bahkan tidak ada sama sekali (azoospermia). Kondisi lain pada testis, yaitu varicocele (varises pada daerah testis), dimana terjadi pelebaran pembuluh darah pada daerah testis dapat menurunkan kualitas sperma.
Paparan bahan kimia, khususnya logam berat – seperti timbal (bahan pembuat aki) dan merkuri, maupun paparan panas dapat mempengaruhi turunnya kualitas sperma. Apabila Anda mempunyai masalah kualitas sperma, sebaiknya Anda perlu mempertimbangkan untuk menghindari atau mengurangi kebiasaan untuk mengunjungi sauna atau steam.
Makanan yang dapat memperbaiki kualitas sperma
Spermatozoa sangat rentan terhadap paparan radikal bebas. Zat-zat anti oksidan dapat membantu memperbaiki kualitas sperma. Beberapa anti oksidan yang dapat dikonsumsi, antara lain : vitamin C, vitamin E, dan vitamin A. Namun, supplemen anti oksidan tersebut hanya dapat membantu setelah faktor-faktor lain yang memperburuk kualitas sperma telah dihindari.
Apabila seorang pria terangsang secara seksual, biasanya terlebih dahulu akan dikeluarkan cairan berwarna bening pada lubang muara penis. Cairan ini tidak berbau dan kerap kali dianggap sebagai cairan sperma atau cairan mani. Berbeda halnya dengan cairan sperma yang disemprotkan keluar secara ritmik (karena kontraksi otot-otot dasar panggul) pada saat seorang pria mengalami orgasme. Cairan sperma berwarna keputihan dan berbau khas.
Cairan sperma yang dipancarkan pertama pada saat ejakulasi berasal dari kelenjar kelamin (kelenjar Cowper) dan prostat, yang tidak mengandung spermatozoa (sel sperma). Pancaran berikutnya merupakan komponen cairan yang mengandung banyak spermatozoa, dan selanjutnya diikuti fraksi terakhir berupa cairan kental dan kadang kala mengandung gumpalan berbentuk seperti jelli. Secara umum, rata-rata volume cairan sperma yang dipancarkan pada satu kali ejakulasi (ejakulasi terakhir tiga hari sebelumnya) 2,75 – 3,4 mililiter. Setelah diejakulasikan dalam vagina, hanya 1% yang akan menuju rahim, sisanya akan dikeluarkan kembali dari vagina.
Banyak-sedikitnya volume cairan yang sperma yang dipancarkan saat ejakulasi dipengaruhi faktor frekuensi ejakulasi. Makin sering ejakulasi yang dilakukan, makin berkurang volume cairan sperma yang dpancarkan. Sebagai contoh, pasangan yang melakukan hubungan seks lebih dari satu kali dalam sehari, tentu saja volume cairan sperma yang dikeluarkan akan makin berkurang. Volume cairan sperma akan meningkat apabila periode abstinensia (periode tanpa ejakulasi) makin lama. Namun dari penelitian, setelah hari keempat, tidak terjadi lagi penambahan volume cairan sperma. Banyaknya volume cairan sperma tidak secara langsung menentukan tingkat kesuburan seorang pria.
Bagaimana mengetahui kualitas sperma?
Kualitas sperma dapat diketahui dengan pemeriksaan analisis sperma. Seorang pria terlebih dahulu “puasa” tidak mengeluarkan sperma sedikitnya 3-5 hari. Cairan sperma dikeluarkan dengan cara masturbasi (tidak dengan hubungan seks atau oral seks) tanpa cairan pelicin apapun. Selanjutnya cairan sperma ditampung dalam gelas kaca dan kurang dari satu jam harus sudah diterima di laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.
Komponen kualitas sperma terdiri atas konsentrasi (jumlah spermatozoa per mililiter), kemampuan gerak spermatozoa, dan morfologi (bentuk spermatozoa normal). Menurut kriteria WHO, sperma dikatakan normal apabila volumenya lebih dari 2 mililiter, dengan jumlah spermatozoa (konsentrasi) lebih dari dua puluh juta per milliliter, lebih dari 25% spermatozoa bergerak aktif lurus, dan lebih dari 30% mempunyai bentuk yang normal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya kualitas sperma
Spermatozoa diproduksi dalam kedua buah testis (buah zakar) secara terus menerus selama usia pria, dipengaruhi oleh hormone FSH (follicle stimulating hormone) dan testosteron. Merokok, minum minuman berakohol, dan penggunaan beberapa narkoba dapat mempengaruhi turunnya kualitas spermatozoa. Pemakaian celana dalam yang terlalu ketat, celana dobel maupun celana yang terlalu ketat dan tebal dapat menurunkan pula kualitas sperma.
Penyakit gondongan (mumps), yaitu infeksi kelenjar liur pipi yang ditandai dengan bengkaknya pipi bagian bawah yang terjadi pada usia pra pubertas, apabila disertai dengan komplikasi radang testis berupa pembengkakan pada salah satu atau kedua testis dapat menyebabkan kerusakan jaringan testis. Apabila kondisi ini terjadi, tidak jarang konsentrasi sperma menjadi sangat minim, bahkan tidak ada sama sekali (azoospermia). Kondisi lain pada testis, yaitu varicocele (varises pada daerah testis), dimana terjadi pelebaran pembuluh darah pada daerah testis dapat menurunkan kualitas sperma.
Paparan bahan kimia, khususnya logam berat – seperti timbal (bahan pembuat aki) dan merkuri, maupun paparan panas dapat mempengaruhi turunnya kualitas sperma. Apabila Anda mempunyai masalah kualitas sperma, sebaiknya Anda perlu mempertimbangkan untuk menghindari atau mengurangi kebiasaan untuk mengunjungi sauna atau steam.
Makanan yang dapat memperbaiki kualitas sperma
Spermatozoa sangat rentan terhadap paparan radikal bebas. Zat-zat anti oksidan dapat membantu memperbaiki kualitas sperma. Beberapa anti oksidan yang dapat dikonsumsi, antara lain : vitamin C, vitamin E, dan vitamin A. Namun, supplemen anti oksidan tersebut hanya dapat membantu setelah faktor-faktor lain yang memperburuk kualitas sperma telah dihindari.
Berikut ini beberapa tips singkat yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kualitas sperma yang baik.
Hindari sauna dan mandi dengan air panas yang berlebihan
Gunakan celana dalam berbahan katun, tetapi hindari celana yang ketat dan tebal
Secara teratur dinginkan testis dengan menyiram dengan air dingin yang sejuk
Kurangi (apabila mungkin hindari sama sekali) konsumsi alkohol
Kurangi konsumsi kafein, tidak lebih dari 3 cangkir kopi/teh/cola per hari
Berhenti merokok
Kurangi berat badan yang berlebih
Kurangi tingkat stress dengan melakukan teknik relaksasi yang benar dan tepat
Konsumsi anti oksidan :
o Vitamin C sedikitnya 250 mg per hari (para perokok memerlukan 500 – 1000mg per hari)
o Vitamin E 50-100 mg per hari
o Vitamin A (betakarotene) 15 mg per hari
o Zinc (seng) 15 mg per hari
Semoga Anda dapat menjalani pola hidup yang sehat, sehingga kualitas sperma yang optimal untuk menunjang fungsi reproduksi yang sehat.
Pertanyaan seputar Kesehatan ? email ke : terapihijauku@gmail.com
Apabila anda mengalami keluhan dengan masalah kesehatan anda janganlah segan untuk berkonsultasi kepada kami.
Rumah Terapi Hijauku:
Perumahan Griya Citra Asri RM 25 / 1
Surabaya, Jawa Timur
Indonesia.
Telp. +6231 740 1567 / +6231 710 38470 / +6281 737 4336.
Contact Person : Agung Riyadi, SE.
Hindari sauna dan mandi dengan air panas yang berlebihan
Gunakan celana dalam berbahan katun, tetapi hindari celana yang ketat dan tebal
Secara teratur dinginkan testis dengan menyiram dengan air dingin yang sejuk
Kurangi (apabila mungkin hindari sama sekali) konsumsi alkohol
Kurangi konsumsi kafein, tidak lebih dari 3 cangkir kopi/teh/cola per hari
Berhenti merokok
Kurangi berat badan yang berlebih
Kurangi tingkat stress dengan melakukan teknik relaksasi yang benar dan tepat
Konsumsi anti oksidan :
o Vitamin C sedikitnya 250 mg per hari (para perokok memerlukan 500 – 1000mg per hari)
o Vitamin E 50-100 mg per hari
o Vitamin A (betakarotene) 15 mg per hari
o Zinc (seng) 15 mg per hari
Semoga Anda dapat menjalani pola hidup yang sehat, sehingga kualitas sperma yang optimal untuk menunjang fungsi reproduksi yang sehat.
)*Penulis adalah dokter spesialis Andrologi (Reproduksi & Seksualitas Pria)
Gelar Master di bidang Kesehatan Reproduksi – Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga
Gelar Master di bidang Kesehatan Reproduksi – Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga
Pertanyaan seputar Kesehatan ? email ke : terapihijauku@gmail.com
Apabila anda mengalami keluhan dengan masalah kesehatan anda janganlah segan untuk berkonsultasi kepada kami.
Rumah Terapi Hijauku:
Perumahan Griya Citra Asri RM 25 / 1
Surabaya, Jawa Timur
Indonesia.
Telp. +6231 740 1567 / +6231 710 38470 / +6281 737 4336.
Contact Person : Agung Riyadi, SE.
Terima kasih sangat bermanfaat sekali.
ReplyDeletecepi pahlevi
griaide.blogspot.com